A . Langkah-langkah Dasar Perencanaan dan Pelaksanaan Penelitian
Sebelum bicara tentang metode penelitian, baiklah dipaparkan terlebih dahulu langkah-langkah dasar dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu penelitian. Langkah-langkah dasar ini, karena sifatnya yang dasar, mencakup semua metode penelitian sebagai gambaran umum. Secara khusus langkah-langkah tersebut terwujud dalam setiap jenis metode penelitian. Langkah-langkah dasar itu adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi cakupan (kawasan, latar belakang, kedudukan) masalah, yang menekankan tentang penting atau mendesaknya masalah tersebut untuk diteliti.
2. Mencari literatur yang terkait (kajian teori atau kajian pustaka)
3. Membatasi masalah pada hal yang aktual untuk investigasi (penyelidikan), dalam istilah yang jelas dan khusus (spesifik) sehingga dapat diuji (dites) dengan pengumpulan data.
4. Merumuskan (mengajukan) hipotesis, membatasi konsep-konsep dasar dan variabel (proses rasional). Variabel penelitian dapat mencakup : (a) variabel bebas atau variabel stimulus, (b) variabel tergantung atau variabel keluaran, variabel hasil, variabel respon, (c) variabel kontrol atau variabel latar belakang, variabel klasifikatori, variabel organismik.
5. Menyatakan asumsi dasar yang menentukan interpretasi dari hasil penelitian
6. Menyusun rancangan penelitian untuk memaksimalkan validasi internal dan eksternal, dengan :
a. Memilih subjek, responden yang akan diteliti
b. Mengontrol dan atau memanipulasi variabel-variabel yang relevan (terkait)
c. Menetapkan kriteria untuk mengevaluasi hasil penelitian, dan
d. Instrumentasi, yaitu memilih atau mengembangkan kriteria pengukuran
7. Mengkhususkan prosedur pengumpulan data (proses empiris)
8. Memilih metodologi analisis data (termasuk teknik statistik, kalau ada)
9. Melaksanakan rencana penelitian
10. Mengevaluasi hasil dan menarik kesimpulan, serta membuat laporan.
B. Metode Dasar Penelitian
Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi, tidak menyebabkan permasalahan yang dihadapi oleh manusia menjadi hilang. Dengan perkembangan ilmu dan teknologi tersebut, manusia sering dihadapkan dengan masalah-masalahan baru, baik yang terkait dengan kehidupan sosial maupun sains dan teknologi. Dalam rangka memecahkan permasalahan yang dihadapinya itu, seringkali diperlukan suatu penelitian yang memerlukan waktu dan biaya yang cukup besar. Agar diperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan, pada saat ini telah banyak rancangan atau metode yang dikembangkan oleh para peneliti. Untuk mengikhtisarkan berbagai rancangan tersebut, berbagai cara penggolongan telah pula dikembangkkan. Salah satu di antaranya adalah penggolongan yang dilakukan oleh Isaac, Stephen dan William B (1981).
Mereka mengelompokan sembilan jenis metode dasar penelitian berdasarkan sifat masalahnya, sebagai berikut:
1. Penelitian Historis (Historical Research)
a. Tujuan penelitian: adalah untuk membuat rekontruksi masa lampau secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.
b. Contoh-Contoh penelitian
Studi mengenai perkembangan kurikulum sejak jaman Belanda sampai dengan kurikulum 2004 di Indonesia yang bertujuan untuk meneliti dan memahami dasar-dasar perkembangan kurikulum sejak masa lampau sampai sekarang melalui penelahaan struktur, isi materi, dan faktor-faktor lainnya pada setiap terjadinya perubahan kurikulum.
c. Beberapa karakteristik
1) Banyak menggunakan data yang diobservasi oleh orang lain (data sekunder)
2) Seringkali penelitian ini hanya merupakan kumpulan informasi yang kadang-kadang kurang reliabel, berat sebelah, dan bias.
3) Penelitian ini, selain data sekunder juga tergantung pada data primer yang dikumpulkan melalui pengamatan secara langsung pada obyek/subyek yang ditelitinya. Di antara kedua data tersebut, data primer dianggap memiliki otoritas sebagai bukti tangan pertama dan diberi prioritas dalam pengumpulan data.
4) Dua macam kritik yang digunakan untuk menentukan nilai atau bobot data yaitu: kritik eksternal yang menanyakan“apakah dokumen atau relik itu autentik?” dan kritik internalnya menanyakan“Apabila dokumen tersebut autentik, apakah data tersebut akurat dan relevan?” Kritik internal hendaknya menguji motif, bias, serta keterbatasan peneliti yang mungkin melebih-lebihkan atau mengurangi, serta memberikan informasi yang tidak diamatinya.
5) Meskipun mirip dengan penelaahan kepustakaan, akan tetapi cara pendekatan historis lebih tuntas, mencari informasi dari sumber yang lebih luas. Data yang digali biasanya data yang lebih tua dibandingkan dengan yang umum dituntut oleh penelaahan kepustakaan.
d. Langkah-Langkah pokok
1) Definisikan masalah. Tanyakan kepada diri sendiri: Apakah pendekatan historis ini merupakan yang terbaik dalam permasalahan ini? Apakah data yang penting dapat digunakan? Apakah hasilnya memiliki manfaat yang cukup signifikan?
2) Nyatakan tujuan penelitian, apabila memungkinkan rumuskan juga hipotesis yang akan akan memberikan arah serta fokus penelitian.
3) Kumpulkan data, bedakan mana yang berasal dari sumber primer dan sumber sekunder.
Keterampilan yang sangat penting dalam penelitian historis adalah cara melakukan pencatatan dengan menggunakan kartu kecil ukuran (3 x 5,4 x 6) cm atau disesuaikan dengan keperluan yang masing-masing berisi satu macam informasi yang selanjutnya diberi kode dan judul, sehingga memudahkan dalam menyusun dan menggunakannya.
4) Evaluasi data yang terkumpul, kemudian kenakan kritik internal dan eksternal
5) Tuliskan laporan yang mencakup pernyataan masalah, review terhadap sumber materi, pernyataan asumsi, hipotesis-hipotesis dasar, dan metode yang digunakan untuk mengetes hipotesis, hasil yang dicapai, interpretasi dan kesimpulan, dan bibliografi.
2. Penelitian Deskriptif (Descriptive Research)
a. Tujuan penelitian: adalah untuk membuat pencandraan atau gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
b. Contoh-Contoh penelitian
1) Studi mengenai peranan suatu metode terhadap pemahaman konsep yang bertujuan hanya untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas dari metode tersebut.
2) Penelitian mengenai taraf serap siswa-siswa Sekolah Menengah.
3) Studi laporan mengenai hasil nilai tes di suatu sekolah
c. Beberapa karakteristik
1) Secara harfiah, digunakan untuk mencandraan (mendeskripsikan ) situasi-situasi atau peristiwa-peristiwa. Penelitian deskriptif tersebut merupakan akumulasi data dasar dalam cara deskriptif semata-mata, yang tidak perlu mencari atau menjelaskan saling hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan, mendapatkan makna dan implikasi, meskipun penelitian yang bertujuan lebih kuat untuk menemukan hal-hal tersebut mencakup juga metode-metode deskriptif. Akan tetapi para ahli penelitian masih belum memiliki kesepakatan mengenai apa sesungguhnya yang dimaksud dengan “penelitian deskriptif” dan sering memiliki pengertian yang lebih luas mencakup seluruh bentuk penelitian kecuali penelitian histories dan eksperimental. Dalam konteks yang lebih luas ini, istilah studi survey lebih sering digunakan.
2) Tujuan dari penelitian-penelitian-penelitian survey adalah:
a) Mengumpulkan informasi faktual secara mendetil yang mencandra gejala yang ada
b) Mengidentifikasi masalah-masalah atau melakukan justifikasi kondisi-kondisi dan praktek-praktek yang sedang berlangsung.
c) Membuat perbandingan dan evaluasi
d) Mendeterminasi apa yang dikerjakan orang lain apabila memiliki masalah atau situasi yang sama dan memperoleh keuntungan dari pengalaman mereka untuk membuat rencana dan membuat keputusan di masa yang akan datang.
d. Langkah-Langkah pokok
1) Definisikan tujuan secara jelas dan istilah yang spesifik. Fakta dan karakteristik apa yang ingin ditemukan.
2) Rencanakan pendekatannya. Bagaimana data akan dikumpulkan? Bagaimana subjek akan dipilih untuk menjamin bahwa subjek tersebut mewakili seluruh populasi yang akan dideskripsikan? Instrumen atau teknik observasi apa yang tersedia atau perlu untuk dikembangkan? Apakah metode pengumpulan data yang akan digunakan perlu diuji coba di lapangan dan apakah para pengumpul data perlu dilatih terlebih dahulu?
3) Kumpulkan data
4) Tuliskan laporan
3. Penelitian Perkembangan (Developmental Research)
a. Tujuan penelitian: untuk menyelidiki pola dan urutan pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu.
b. Contoh-Contoh penelitian
1) Studi-studi longitudinal mengenai pertumbuhan yang secara langsung mengukur sifat dan laju perubahan-perubahan pada sampel anak yang sama pada tingkat perkembangan yang berbeda.
2) Studi cross-sectional mengenai pertumbuhan yang secara tidak langsung mengukur sifat dan laju perubahan yang sama dengan meneliti sejumlah anak yang berbeda sebagai sampel yang mewakili tingkat usia.
3) Studi-studi kecenderungan yang bertujuan untuk menentukan pola-pola perubahan di masa lampau agar dapat meramalkan pola-pola dan kondisi-kondisi perubahan di masa yang akan datang.
c. Beberapa karakteristik
1) Memfokuskan pada studi mengenai variabel-variabel dan perkembangannya selama beberapa bulan atau tahun. Penelitian ini menanyakan “ Apakah pola-pola pertumbuhan, lajunya, arahnya, urutannya, dan faktor-faktor yang saling terkait mempengaruhi sifat-sifat perkembangan itu?.
2) Masalah sampel pada metode longitudinal adalah kompleks dengan terbatasnya jumlah subyek yang dapat diikuti dalam waktu tahunan; faktor - faktor yang cenderung menyebabkan terjadinya bias pada metode longitudinal. Apabila perlakuan mengenai atrisi tersebut dihilangkan melalui pemilihan sampel dari suatu populasi yang stabil, hal ini berarti memasukkan bias-bias yang tak dikenal yang berkaitan dengan populasi tersebut. Lebih jauh lagi, sekali dimulai, studi longitudinal tidak memungkinkan diadakan perbaikan dalam hal-hal yang bersifat teknis tanpa kehilangan kontinuitas prosedur metode tersebut. Akhirnya, metode ini memerlukan kontinuitas dukungan pimpinan dan biaya untuk periode yang cukup lama, dan biasanya universitas atau yayasan yang dapat memelihara keperluan tersebut.
3) Studi cross-sectional biasanya meliputi subyek yang lebih banyak, akan tetapi mencandra faktor pertumbuhan yang lebih sedikit dibandingkan dengan studi longitudinal. Meskipun studi longitudinal merupakan metode yang langsung mempelajari perkembangan manusia, pendekatan cross-sectional tidak terlalu mahal dan lebih cepat karena kurun waktu yang lama diganti dengan sampling dari kelompok umur yang berbeda. Sampling dari metode cross-sectional cukup kompleks karena anak-anak yang sama tidak tidak terlibat dalam setiap taraf usia dan tidak dapat dibandingkan satu sama lain. Untuk membuat generalisasi pola-pola perkembangan instrinsik dari sampel- sampel anak seperti ini mengandung risiko akan menngaburkan perbedaan-perbedaan antar kelompok yang timbul dari proses sampling.
4) Studi-studi kecenderungan memiliki kelemahan bahwa faktor-faktor yang tidak dapat diramalkan mungkin masuk dan memodifikasi atau membat kecenderungan yang didasarkan masa lampau menjadi tidak sah. Pada umumnya prediksi untuk waktu yang lama adalah perkiraan pendidikan (educated guess), sementara prediksi untuk waktu yang pendek lebih reliabel dan valid.
d. Langkah-Langkah pokok
1) Definisikan masalahnya atau nyatakan tujuan-tujuannya.
2) Lakukan telaah kepustakaan untuk menentukan garis dasar informasi yang ada dan membandingkan metodologi-metodologi penelitian termasuk instrumen-instrumen yang dapat digunakan dan teknik-teknik pengumpulan data.
3) Rancangkan cara pendekatan
4) Kumpulkan data
5) Evaluasi data dan susun laporkan hasilnya.
4. Penelitian Studi Kasus dan Lapangan (Case and Field Study Research)
a. Tujuan penelitian: Untuk mempelajari secara intensif mengenai latar belakang, keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit sosial: individu, kelompok, isntitusi, atau masyarakat.
b. Contoh-Contoh penelitian
1) Studi-studi Piaget tentang perkembangan kognitif pada anak-anak.
2) Studi secara mendalam pada seorang murid yang mengalami ketidakmampuan belajar oleh seorang ahli psikologi atau studi terhadap seorang siswa yang dalam masa hukuman percobaan oleh pekerja sosial.
3) Studi secara intensif tentang budaya “kota dalam” dan kondisi kehidupan di dalam lingkungan kota metropolitan.
c. Beberapa karakteristik
1) Studi kasus merupakan penyelidikan yang mendalam pada suatu unit sosial yang menghasilkan suatu gambaran yang lengkap, dan terorganisasi dengan baik mengenai unit tersebut. Tergantung pada tujuan, lingkup studi ini dapat mencakup keseluruhan siklus hidup atau atau hanya bagian-bagian tertentu, studi ini dapat hanya terfokus pada faktor-faktor yang spesifik saja atau dapat juga mengambil keseluruhan dari unsur dan peristiwa.
2) Dibandingkan dengan studi survey yang cenderung menguji sejumlah kecil variabel pada unit sample yang besar, studi kasus ini menguji jumlah unit kecil dengan variabel-variabel dan kondisi-kondisi yang besar.
d. Keungulan-keunggulan
1) Studi-studi kasus terutama sangat bermanfaat sebagai latar belakang informasi untuk perencanaan penelitian utama di dalam social sciences. Karena dilakukan secara intensif, studi ini memberikan penjelasan terhadap variabel-variabel penting, proses-proses, dan interaksi-interaksi yang memerlukan perhatian lebih intensif.
2) Data studi kasus melengkapi contoh-contoh yang berguna untuk mengilustrasikan penemuan-penemuan yang digeneralisasikan secara statistik.
e. Kelemahan-kelemahan
1) Karena fokusnya yang sempit terhadap unit-unit yang kecil, studi-studi kasus dibatasi dalam kerepresentatifannya. Studi ini tidak memungkinkan generalisasi terhadap populasi sampai ada penelitian lanjutan yang melengkapi studi tersebut yang memfokuskan pada hipotesis-hipotesis spesifik dan menggunakan metode sampling yang layak.
2) Studi-studi kasus terutama diwarnai oleh sifat keberatsebelahan subyektif. Kasus itu sendiri mungkin dipilih karena sifat dramatiknya daripada sifatnya, cirinya, atau karena cocok dengan konsep peneliti sebelumnya. Selama peneliti menempatkan data pada satu konteks tertentu daripada konteks yang lain, maka penafsiran subyektif akan mempengaruhi hasilnya.
d. Langkah-Langkah pokok
1) Nyatakan tujuan-tujuannya. Apa yang menjadi unit-unit studi dan karakteristik-karakteristiknya, hubungan-hubungannya, dan proses-proses yang akan mengarahkan penyelidikan.
2) Rancangkan cara pendekatannya. Bagaimana unit-unit tersebut akan dipilih? Apakah
sumber data dapat digunakan? Metode apa yang akan digunakan untuk mengumpulkan data?
3) Kumpulkan data
4) Organisasikan informasi untuk menyusun rekonstruksi unit studi yang koheren,dan
terintergrasi dengan baik.
5) Laporkan hasilnya dan diskusikan signifikasinya
5. Penelitian Korelasional (Correlational Research)
a. Tujuan penelitian: Untuk menyelidiki besarnya korelasi antara variasi-variasi dalam suatu faktor dengan variasi-variasi dalam satu atau lebih faktor lainnya berdasarkan pada koefisien korelasi.
b. Contoh-Contoh penelitian
1) Studi yang menyelidiki hubungan antara motivasi dengan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah
2) Studi analisis faktor pada beberapa tes kepribadian
3) Studi untuk meramalkan keberhasilan belajar di sekolah berdasarkan tes bakat
c. Beberapa karakteristik
1) Sangat cocok digunakan apabila variabel-variabel yang diteliti sangat kompleks dan/atau peneliti tidak memungkinkan melakukan penelitian dengan metode eksperimental dan pengontrolan terhadap manipulasi data.
2) Memungkinkan pengukuran secara simultan beberapa variabel dan saling hubungannya dalam keaadaan yang realistis.
3) Hasil penelitian ini merupakan derajat saling hubungan dari pada menanyakan ada
tidaknya pengaruh, seperti yang dikemukakan oleh rancanga penelitian eksperimental: “Apakah ada pengaruhnya atau tidak?”
4) Keterbatasan-keterbatasan penelitian korelasional adalah seb agai berikut:
a) Hanya mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, penelitian ini tidak perlu mengidentifikasi saling hubungan yang bersifat sebab akibat.
b) Metode ini kurang tertib dan ketat apabila dibandingkan dengan pendekatan eksperimental karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebasnya.
c) Metode ini cenderung akan mengidentifikasi pola hubungan yang semu yang kurang reliabel dan valid.
d) Pola saling hubungan sering tidak menentu dan kabur
e) Metode ini dalam penelitian sering memberikan rangsangan penggunaannya semacam pendekatan “shot gun”, yaitu memasukkan data tanpa pandang bulu dari sumber yang beragam dan memberikan interpretasi yang bermakna atau yang berguna.
d. Langkah-Langkah pokok
1) Definisikan masalah
2) Lakukan penelaahan kepustakan
3) Rancangkan pendekatan:
a) Identifikasi variable-variabel-variabel yang relevan.
b) Pilihlah subyek yang memadai/layak.
c) Pilihlah atau kembangkan instrumen yang sesuai.
d) Pilihlah pendekatan korelasional yang sesuai dengan permasalahan.
4) Kumpulkan data
5) Analisis data dan interpretasikan hasilnya
6) Tuliskan laporan
6. Penelitian Kausal-Komparatif (Causal-Comparative Research)
a. Tujuan penelitian: Untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat melalui pengamatan terhadap akibat yang telah ada dan meneliti kembali faktor-faktor penyebab dari sumber yang dapat dipercaya. Hal ini sangat kontras dengan metode eksperimental yang mengumpulkan data melalui pengontrolan kondisi-kondisi pada waktu itu (penelitian berlangsung).
b. Contoh-Contoh penelitian
1) Penelitian di suatu sekolah untuk mencari faktor-faktor yang menyebabkan prestasi lulusannya selalu lebih baik dibandingkan dengan sekolah-sekolah lainnya.
2) Penelitian untuk mengetahui penyebab kurang termotivasinya siswa dalam mengikuti mata pelajaran tertentu.
3) Penelitian untuk menentukan ciri-ciri guru yang efektif dengan menggunakan data yang berupa catatan mengenai sejarah pekerjaan selengkap mungkin.
4) Mencari pola tingkah laku dan prestasi belajar yang terkait dengan perbedaan umur pada waktu masuk sekolah, dengan cara menggunakan data deskriptif mengenai tingkah laku dan skor tes prestasi belajar yang terkumpul sampai anak-anak yang bersangkutan kelas enam Sekolah Dasar.
c. Beberapa karakteristik
Penelitian kausal-komparatif bersifat ”ex post facto”, yang berarti data yang dikumpulkan setelah semua peristiwa yang dipermasalahkan terjadi. Peneliti kemudian mencari satu atau lebih pengaruh-pengaruh (tergantung variabel-variabel) menguji data dengan menelusuri kembali masa yang telah lalu, untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan, dan maknanya.
d. Keungulan-keunggulan
1) Metode kausal-komparatif layak digunakan untuk berbagai keadaan apabila metode eksperimental yang lebih kuat tidak memungkinkan untuk dilakukan:
a) Apabila penelitian tidak mungkin memilih, mengontrol, dan memanipulasi faktor-faktor yang penting untuk mempelajari hubungan sebab akibat secara langsung.
b) Apabila pengontrolan terhadap seluruh variabel kecuali satu variabel bebas sangat tidak tidak realistis dan dibuat-buat, mencegah interaksi secara normal dengan variabel-variabel lain yang berpengaruh.
c) Apabila pengontrolan laboratorium untuk beberapa tujuan penelitian tidak praktis, mahal, atau secara etika dipertanyakan.
2) Hasilnya dapat bermanfaat sebagai informasi yang berkenaan dengan sifat-sifat gejala: apa sejalan dengan apa, dengan kondisi apa, dalam perurutan dan pola yang bagaimana, dan semacamnya.
3) Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan-rancangan dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi ini lebih dipertahankan.
e. Kelemahan-kelemahan
1) Kelemahan utama dari rancangan ex post facto adalah tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas. Dalam batas-batas pemilihan, peneliti harus mengambil fakta yang ditemukannya tan ada kesempatan untuk menyusunnya kondisi-kondisi atau memanipulasi variable-variabel yang mempengaruhinya di tempat kejadian. Untuk memperoleh kesimpulan yang baik, peneliti harus mempertimbangkan seluruh penyebab yang memungkinakan atau hipotesis saingan yang dapat dipercaya yang mungkin mempengarudi hasil-hasil yang dicapai. Sejauh peneliti dapat secara sukses memberikan pertimbangan kesimpulannya terhadap alternatif lain, dia dalam posisi yang relatif kuat.
2) Kesulitan untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab telah benar-benar tercakup di antara banyak faktor yang sedang ditelitinya.
3) Komplikasi bahwa faktor penyebab tidak hanya satu akan tetapi merupakan kombinasi dan interaksi dari beberapa faktor secara bersama-sama di bawah kondisi tertentu menghasilkan suatu outcome
4) Suatu gejala yang dihasilkan dapat tidak hanya dari penyebab-penyebab ganda, akan tetapi juga dapat berasal dari satu penyebab dalam satu kejadian tertentu dan dari penyebab lain dalam kejadian yang lain.
5) Apabila hubungan antara dua variabel ditemukan, sulit untuk menentukan mana yang merupakan penyebab dan mana yang merupakan akibat.
6) Kenyataan bahwa dua atau lebih faktor-faktor saling berhubungan tidak harus memberikan implikasi hubungan sebab akibat. Keseluruhannya semata-mata hanyalah merupakan faktor tambahan yang tidak diketahui dan diamati.
7) Pengelompokan subyek ke dalam kelompok dikotom (seperti: yang berhasil dan tidak berhasil), untuk tujuan perbandingan, menimbulkan permasalahan karena katagori-katagori tersebut bersifat kabur, bervariasi, dan tidak mantap. Penelitian yang demikian sering tidak menghasilkan penemuan yang bermanfaat.
8) Studi komparatif dalam keadaan alami tidak memungkinkan pemilihan subyek yang terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada dengan hal-hal yang sama untuk seluruh hal sangat sulit, kecuali untuk menghadapkannya pada satu variable.
f. Langkah-Langkah pokok
1) Definisikan permasalahannya.
2) Lakukan telaan kepustakaan.
3) Nyatakan/rumuskan hipotesis-hipotesis.
4) Tuliskan asumsi-asumsi yang mendasari hipotesis dan langkah-langkah yang akan dilakukan.
5. Rencanakan pendekatan:
a. Pilihlah subyek dan sumber materi yang cocok.
b. Pilihlah atau susun teknik pengumpulan data.
c. Tentukan katagori-katagori untuk mengelompokan data yang tidak memiliki arti ganda (unambiguous), sesuai dengan tujuan penelitian, dan dapat menunjukkan kesamaan atau saling hubungan.
6. Validasi teknik untuk pengumpulan data.
7. Kumpulkan data.
8. Deskripsikan, analisis, dan interpretasikan hasil yang diperoleh dengan jelas dan istilah-istilah yang tepat.
9. Rencanakan pendekatan.
10. Susunlah laporannya.
7. Penelitian Eksperimen Sebenarnya (True Experimental Research)
a. Tujuan penelitian: Untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen satu atau lebih kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.
b. Contoh-Contoh penelitian
1) Menyelidiki pengaruh dua jenis metode mangajar terhadap hasil belajar mata pelajaran tertentu, berdasarkan ukuran kelas (kelas besar dan kecil) dan taraf intelegensi siswa (tinggi, sedang dan rendah) dengan cara menempatkan guru secara random berdasarkan intelegensia, ukuran kelas, dan metode mengajar
2) Penelitian untuk menyelidiki pengaruh program pencegahan penyalahgunaan obat terhadap sikap para siswa Sekolah Menengah Pertama, dengan menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu kelompok yang diperkenalkan dan tidak diperkenalkan denga program tersebut dengan menggunakan pretest-posttest design dimana hanya setengah dari siswa-siswa tersebut diberikan pretest untuk menentukan seberapa banyak perubahan sikap dapat dikatakan disebabkan oleh pretesting atau oleh program pendidikan.
3) Studi untuk menyelidiki perbedaan pemahaman sains di kelas satu Sekolah Dasar, antara siswa yang berasal dari Taman Kanak-Kanak dan yang tidak melalui Taman Kanak-Kanak
c. Beberapa karakteristik
1) Memerlukan pengaturan secara ketat terhadap variabel-variabel dan kondisi-kondisi
ekperimental baik secara langsung/manipulasi atau melalui randomisasi (pengaturan
secara acak)
2) Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkan
dengan kelompok-kelompok yang menerima perlakuan eksperimen.
3) Terkonsentrasi pada pengontrolan varians:
a) Memaksimalkan varians variabel yang terkait dengan hipotesis-hipotesis penelitian.
b) Meminimalkan varians variabel luar atau “yang tidak diinginkan” yang mungkin. berpengaruh terhadap hasil ekperimen, tetapi bukan merupakan tujuan penelitian.
c) Meminimalkan varians kesalahan atau varians rambang, termasuk apa yang disebut
kesalahan pengukuran.
4) Validitas internal merupakan sine qua non dari rancangan penelitian dan merupakan tujuan pertama dari metodologi eksperimental. Validitas internal ini menanyakan: Apakah manipulasi eksperimental dalam studi ini benar-benar menimbulkan perbedaan?
5) Validitas eksternal merupakan tujuan kedua dari metode eksperimen. Validitas eksternal ini menanyakan: Seberapa representatifkah temuan-temuan penelitian tersebut dan dapatkah hasil-hasil tersebut digeneralisasikan terhadap keadaan-keadaan dan subyek-subyek yang serupa.
6) Dalam rancangan eksperimen klasik, seluruh variabel yang terkait diusahakan tetap kecuali satu variabel perlakuan yang disengaja dimanipulasi atau divariasikan. Perluasan-perluasan dari metode ekperimental seperti rancangan faktorial dan analisis varians memungkinkan peneliti untuk memanipulasi lebih dari satu variabel atau memvariasikan secara bersama-sama lebih dari satu kelompok eksperimental. Hal yang demikian, memungkinkan secara simultan menentukan:
a) Pengaruh variabel utama (perlakuan).
b) Variasi yang bergabung dengan variabel-variabel kelompok (classificatory variable).
c) Interaksi dari kombinasi variabel bebas dan/atau classificatory variabel yang dipilih/ ditentukan.
7) Meskipun pendekatan eksperimental, merupakan pendekatan yang lain kuat karena pengontrolannya terhadap seluruh variabel-variabel yang relevan, akan tetapi pendekatan ini juga paling bersifat membatasi (restrictive) dan dibuat-dibuat. Hal ini merupakan kelemahan utama dalam pengaplikasiannya pada subyek manusia, karena manusia sering bertingkahlaku lain jika tingkah-lakunya dibatasi, dimanipulasi, atau diekspos dengan pengamatan dan evaluasi secara sistematis.
d. Langkah-Langkah pokok
1) Lakukan telaah kepustakaan yang berhubungan dengan permasalahan.
2) Identifikasi dan definisikan masalahnya.
3) Rumuskan hipoteisis, tentukan faktor-faktor yang berpengaruh, dan definisikan istilah-istilah pokok dan variabel-varibel penelitiannya.
4) Susun rencana eksperimennya:
a) Identifikasi seluruh variabel non-eksperimental yang mungkin mengkontaminasi eksperimen dan tentukan bagaimana untuk mengontrol variabel tersebut.
b) Pilihlah rancangan penelitiannya.
c) Pilihlah sampel dari subyek yang representatif bagi populasi, tentukan subyek untuk kelompok kontrol dan tentukan kelompok-kelompok perlakuan eksperimen.
d) Pilih atau susun and validasi instrumen yang akan digunakan untuk mengukur hasil eksperimen
e) Rancangkan prosedur pengumpulan data dan kemungkinan melakukan pilot atau uji coba untuk menyempurnakan instrumen atau rancangan.
f) Rumuskan hipotesis statistik atau hipotesis nolnya.
5) Lakukan eksperimen
6) Aturlah/susun data mentah yang diperoleh, dengan tujuan pengaturan data tersebut akan menghasilkan kesimpulan paling baik terhadap efek yang diperkirakan akan ada.
7) Terapkan uji signifikansi untuk menentukan taraf kepercayaan terhadap hasil peneltian.
8) Buatlah interpretasi terhadap hasil pengujian tersebut, berikan diskusi, dan buatlah laporannya.
8. Penelitian Eksperimen Semu (Quasy Experimental Research)
a. Tujuan penelitian: Mendekati perkiraan untuk keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasi seluruh variabel-variabel yang relevan. Peneliti harus secara jelas memahami kompromi-kompromi yang ada pada validitas internal dan eksternal, rancangannya, dan bertindak di dalam keterbatasan-keterbatasan tertentu.
b. Contoh-Contoh Penelitian
1) Untuk menyelidiki pengaruh dua macam cara menghafal (spaced versus massed practice) dalam menghafal suatu daftar vocabulary bahasa asing di empat buah SMA tanpa dapat menentukan penempatan para siswa pada perlakuan secara acak atau mengawasi masa latihannya secara ketat.
2) Menilai keefektifan tiga macam pendekatan untuk mengajarkan prinsip-prinsip dan konsep-konsep dasar di dalam ekonomi atau sains pada anak-anak Sekolah Dasar apabila guru-guru tertentu secara sukarela melakukan pengajaran dengan salah satu pendekatan tersebut karena tertarik akan materinya.
3) Penelitian pendidikan yang melibatkan rancangan pretest-postest yang mana di dalamnya variabel-variabel seperti kematangan, efek testing, regresi satatistik, atrisi selektif, dan adaptasi tidak dapat dihindari atau tidak teramati.
4) Kebanykan penelitian mengenai masalah-masalah sosial seperti kenakalan, keresahan, merokok, jumlah penderita penyakit jantung, yang mana kontrol dan manipulasi tidak selalu dapat dilaksanakan.
c. Beberapa karakteristik
1) Penelitian eksperimental semu secara khas mencakup penggunaan praktis yang tidak memungkinkan untuk mengontrol seluruh variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel tersebut. Peneliti berusaha sedekat mungkin terhadap keketatan kondisi-kondisi penelitian yang sebenarnya, secara hati-hati memberikan gambaran perkecualian-perkecualian dan keterbatasan-keterbatasan yang penting. Oleh karena itu, penelitian ini dikarakteristikan dengan metode kontrol parsial berdasarkan pada identifikasi secara hati-hati terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi validitas internal dan eksternal.
2) Perbedaan antara penelitian eksperimental sebenarnya dengan semu adalah kecil, terutama apabila manusia sebagai subyek dilibatkan seperti dalam pendidikan.
3) Meskipun penelitian tindakan (action research) dapat memiliki status eksperimental semu, Hal tersebut sering tidak formal, sehingga perlu mendapat pengakuan tersendiri. Sekali rencana penelitian secara sistematik menguji masalah validitas, menjauhi masalah intuitif dan dunia eksplorasi, maka awal dari metode eksperimental mulai terwujud.
d. Langkah-Langkah pokok
Langkah-langkah pokok penelitian eksperimental semu, sama dengan penelitian eksperimental sebenarnya, secara hati-hati menunjukkan masing-masing keterbatasan dalam validitas internal dan eksternal pada rancangan penelitiannya.
9. Penelitian Tindakan (Action Research)
a. Tujuan penelitian: Untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan atau pendekatan-pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah-masalah dengan penerapan langsung di kelas atau dunia kerja.
b. Contoh Penelitian
Program inservice training: untuk mengujicoba inovasi suatu metode mengajar, membantu para konselor agar bekerja lebih hati-hati dengan anak-anak putus sekolah; untuk mengembangkan program eksplorasi dalam pencegahan kecelakaan pada kursus pendidikan pengemudi; untuk memecahkan masalah apatisme dalam penggunaan teknologi modern atau metode menanam padi inovatif.
c. Beberapa karakteristik
1) Praktis dan secara langsung relevan dengan situasi aktual dalam dunia kerja. Subyek-subyeknya para siswa, staf, atau yang lainnya.
2) Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk pemecahan masalah dan pengembangan-pengembangan baru yang lebih baik daripada pendekatan impresionistik dan fragmentaris yang secara khas sering dilakukan dalam pengembangan-pengembangan pendidikan. Cara penelitian ini juga empiris dalam arti bahwa penelitian tersebut mendasarkan pada pengalaman masa lampau.
3) Fleksibel dan adaptif, membolehkan perubahan-perubahan selama masa penelitian dan mengorbankan kontrol untuk kepentingan on-the-spot experimentation dan inovasi.
4) Meskipun berusaha untuk sistematik, penelitian tindakan kurang tertib ilmiah karena validitas internal dan ekasternalnya lemah. Tujuan penelitiannya situasional, sampelnya terbatas dan tidak representatif, dan kontrol terhadap variabel bebasnya kecil. Oleh karena itu, hasilnya meskipun bermanfat untuk dimensi praktis, akan tetapi secara tidak langsung memberikan kontribusi terhadap batang tubuh pengetahuan (body of knowledge).
d. Langkah-Langkah pokok
1) Definisikan masalahnya atau tetapkan tujuannya. Apa yang memerlukan perbaikan atau yang mungkin dikembangkan sebagai keterampilan atau cara pemecahan baru?
2) Telaah kepustakaan untuk mengetahui apakah orang lain telah menemukan masalah yang sama atau telah mencapai tujuan yang berhubungan dengan yang akan dicapai dalam penelitian tersebut.
3) Rumuskan hipotesis yang dapat diuji atau strategi pendekatan, nyatakan dengan bahasa jelas dan spesifik.
4) Susun setting penelitiannya dan jelaskan langkah-langkah dan kondisi-kondisinya. Apakah ada sesuatu yang khusus/utama yang akan dikerjakan dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan?
5) Tetapkan kriteria evaluasi, teknik pengukuran, dan hal-hal lain untuk memperoleh feedback yang berguna
6) Analisis data dan evaluasi hasilnya.
7) Susun setting penelitiannya dan jelaskan langkah-langkah dan kondisi-kondisinya
8) Susun laporannya.